Malawau : Raja Marthin Sinay Otak Dibalik Penutupan Jalan Penghubung Perbatasan Aboru-Hulaliu

oleh -770 views

Tifa Maluku. Com – Ternyata otak dibalik Aksi penutupan jalan penghubung perbatasan Aboru-Hulaliu, kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yakni Marthin Sinay, raja negeri Aboru.

Hal ini diungkap tokoh masyarakat Negeri Aboru, Fence Malawau kepada redaksi Tifa Maluku. Com, kemarin di Ambon.

Tokoh Masyarakat Negeri Aboru, Fence Malawau
Tokoh Masyarakat Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Malteng, Fence Malawau

Malawau mengungkapkan, material yang dipakai untuk pekerjaan penutupan jalan penghubung Aboru-Hulaliu berupa semen di ambil dari kantor Negeri atas perintah Raja Aboru, Marthin Sinay. Bahkan yang ikut mengerjakan penutupan akses jalan tersebut selain beberapa warga ada juga staf atau perangkat negeri.

“Semen yang dipakai untuk penutupan akses jalan itu diambil oleh salah satu staf dari kantor negeri atas perintah Raja (Martin Sinay-red). Ini artinya otaknya adalah dia (Martin Sinay-red), ” kata Malawau.

Menurut ia, penutupan akses jalan penghubung perbatasan Aboru-Hulaliu sejak 22 April 2023 ini sebagai bentuk provokatif yang sengaja dilakukan oleh Raja Negeri Aboru untuk mengadu domba masyarakat sehingga konflik antar kampung ini terus berlangsung. Lalu masyarakat Negeri Aboru dijadikan korban dari konspirasi jahatnya.

“Ini mestinya dibuka agar Pemerintah Kabupaten Matang, TNI & Polri juga tahu fakta yang sebenarnya. Karena selama ini, Raja Negeri Aboru (Martin Sinay) selalu melakukan pembenaran diri di hadapan pemerintah, TNI & Polri lalu menyalahkan masyarakatnya. Padahal dia (Martin Sinay) otak dari semua ini, ” ujar Malawau.

Parahnya lagi, dalam kegiatan penutupan akses jalan perbatasan Aboru-Hulaliu ini, Raja Negeri Aboru menuding Gaspar Akihary) Anak Aboru Kewarganegaraan Belanda) yang mendanai. Termasuk membeli semen untuk pekerjaan tersebut. Sementara faktanya semen yang dipakai diambil oleh sfaf dari kantor Negeri atas perintah Raja, Marthin Sinay.

“Ini jelas sebuah pembohongan yang dilakukan oleh Martin Sinay yang mestinya diketahui oleh masyarakat, pemerintah, TNI dan Polri. Gaspar Akihary menjadi korban dari konspirasi jahatnya. Kedatangan Gaspar Akihary di Negeri Aboru murni kunjungan keluarga untuk silahturahmi, bukan untuk memprovokasi generasi muda melakukan aksi makar seperti yang dituduhkan Martin Sinay. Bahkan tudingan Gaspar Akihary ikut mendanai pekerjaan penutupan akses jalan perbatasan Aboru-Hulaliu, juga tidak benar, ” tegas Malawau.

Dikatakan, Martin Sinay hanya mengambil keuntungan dari semua gejolak yang terjadi di Negeri Aboru. Belum lagi dalam kepemimpinannya banyak terjadi penyalahgunaan anggaran desa maupun ADD. Pembangunan dari dana desa maupun ADD tidak terlihat nyata di Negeri Aboru.

“Dugaan penyalahgunaan anggaran DD dan ADD sudah kita laporkan ke aparat penegak hukum. Bahkan sudah ada di meja Kejaksaan Tinggi Maluku. Kita sebagai masyarakat Negeri Aboru berharap, Martin Sinay diperiksa dan kalau terbukti harus dijebloskan ke penjara, ” kata Malawau.

Belum lagi bantuan pemerintah kepada masyarakat yang diduga kuat, salah digunakan oleh Martin Sinay. Salah satunya bantuan untuk lansia.

“Atas masyarakat Negeri Aboru, saya sudah berkoordinasi dengan Penjabat Bupati Malteng, Pa Mat Marasabessy agar Alokasi Dana Desa tahun 2023 jangan dicairkan dulu. Karena terlalu banyak penyimpangan yang dilakukan oleh Raja Negeri Aboru. Dan itu di setujui oleh Penjabat Bupati. ADD akan dicairkan setelah Penjabat Negeri mengingat masa jabatan Raja Negeri Aboru akan berakhir Mey 2023,” ujarnya.

Ditambahkan, kepemimpinan Martin Sinay sebagai Raja Negeri Aboru sudah tidak lagi diharapkan lagi masayarakat. Sehingga kedepannya Martin Sinay tidak lagi diusulkan menjadi Raja Negeri Aboru. Bahkan mata rumah perintah Sinay telah menggalang dukungan dari mata rumah untuk tidak mendukung lagi Martin Sinay.

“Ini artinya, kepercayaan masyarakat Negeri Aboru kepada Martin Sinay tidak ada lagi. Apa yang mau diharapkan dari kepemimpinan seorang Martin Sinay. Yang ada hanya keterpurukan, ketertinggalan pembangunan, konflik terus mewarnai kehidupan masyarakat adat di Negeri Aboru, ” pungkas ia. (TM-03) 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.