Anakotta Dorong Kaum Perempuan Perkuat wawasan Kebangsaan

oleh -13 views

TIFAMALUKU. COM – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dapil Maluku, Novita Anakotta menggelar sosialiasi 4 Pilar Kebangsaan bersama Ibu-Ibu UMKM desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Provinsi Maluku (8/3/2024).

Dalam kesempatan itu, Anakotta mengajak para Ibu-Ibu ini untuk turut merawat nilai-nilai kebangsaan di Masyarakat.

Menurutnya wawasan kebangsaan merupakan pemahaman mendalam mengenai identitas, sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang melekat dalam suatu bangsa. Hal ini melibatkan kesadaran akan persatuan, keragaman, dan tanggung jawab terhadap pembangunan negara.

“Sebagai kaum Perempuan terlebih lagi sebagai seorang Ibu, kita juga harus memahami apa itu wawasan kebangsaan. Karena wawasan kebangsaan ini berkaitan dengan identitas dan nilai-nilai kebangsaan. Dengan memahami nilai-nilai ini, maka kita juga dapat menjadi bagian dari merawat NKRI,” ujar Anakotta.

Senator asal Maluku ini juga mengungkapkan, Indonesia terus mengalami kemajuan sebagai Negara maju, tetapi indentitas luhur bangsa Indonesia harus terus dijaga.

“Bangsa kita saat ini telah menjadi Negara Maju, tetapi nilai luhur bangsa harus terus dijaga. Nilai luhur itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, “urainya.

Lebih lanjut Anakotta menjelaskan, Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini bukan hal yang baru. Karena seluruh Masyarakat pun memahami. Tetapi penting untuk terus diingatkan sehingga nilai-nilai in itidak tergerus seiring perkembangan zaman.
Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik dari ibu-ibu pelaku UMKM ini.

Salah satu peserta kegiatan mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi harus terus dilakukan, meningat kondisi daerah Maluku yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan kerap terjadi gesekan antar Masyarakat yang justru membawa isu suku, agama, ras.

“Kami sangat senang dengan kegiatan ini, karena jujur saja seringkali terjadi di Maluku ini konflik antar kampung (desa-red) yang berbeda agama, nah ini juga sering dimainkan isu bahwa ini konflik agama, padahal hanya konflik antar pemuda di kedua kampung itu saja. Jadi kami juga harap Ibu dapat melakukan kegiatan seperti ini,” ungkap Ibu Waty. (TM-07) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.