TIFA MALUKU. COM – Debat publik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Dan Wakil Gubernur Maluku perdana, baru saja selesai digelar di Natsepa Hotel, Maluku Tengah, Sabtu (26/10/2024). Masing-masing pasangan calon adu gagasan, dan visi misi untuk meyakinkan dan menarik perhatian masyarakat di bumi raja-raja.
Debat yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku, mengusung tema “Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Menuju Maluku yang Berdaya Saing dan Berbudaya Berbasis Kearifan Lokal”.
Dari tiga pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Maluku, pasangan Hendrik Lewerissa-Abdullah tampil memukau, tanpa contekan atau alat bantu dengan memaparkan visi misi dan program unggulan secara lugas, tuntas dan jelas.
Keduanya bahkan terlihat menguasai setiap sesi debat. Dimana kehadiran pasangan yang dikenal dengan akronim “LAWAMENA” memiliki semangat untuk membawa perubahan di Maluku.
Semangat tersebut kemudian dikristalisasi dalam visi “Transformasi Maluku Menuju Maluku Yang Maju, Adil dan Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2045”, dan misi “SAPTA CITA LAWAMENA”.
Kata Hendrik, visi tersebut kemudian dituangkan dalam tujuh misi :
1. Peningkatan tata kelola pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang berkeadilan, inklusif, transparan dan akuntabel.
2. Mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran dengan menerapkan program dan kegiatan yang tepat sasaran, efisien dan efektif.
3. Membangun dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, kompeten, dan berdaya saing, dengan melibatkan peningkatan kualitas lembaga pendidikan pelatihan dan melibatkan sebanyak mungkin partisipasi perempuan pemuda dan penyandang kaum disabilitas.
4. Membangun serta memperbaiki kondisi infrastruktur baik kuantitas maupun kualitas untuk mendorong konektifitas antar dan intra wilayah di Maluku.
5. Mengelola lingkungan daerah pulau-pulau kecil, pesisir dan mengelola SDA di Maluku secara bertanggung jawab, terencana dan berkelanjutan.
6. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memastikan pemerataan ke seluruh wilayah di Maluku, untuk mencegah disparitas, atau kesenjangan pembangunan antara daerah di Maluku.
7. Mendorong revitalisasi fungsi dan peran lembaga sosial kemasyarakatan, agar dapat berperan merekatkan kohesitifitas antar masyarakat, tentu dengan filosofi hidup orang basudara di Maluku, berbasis adat budaya, kearifan lokal dan mendorong masyarakat untuk patuh terhadap hukum yang berlaku.
Tentu dalam membangun Maluku, ditambahkan Abdulah Vanath, bukan hanya menjadi tugas Gubernur, tetapi dibutuhkan peran serta 11 Bupati dan Walikota, yang dikoordinasikan secara baik untuk mencapai tujuan pembangunan Maluku. (TM-08)