TIFA MALUKU. COM – Baleho Calon Presiden Ganjar Pranowo dicabut oleh Sat Pol PP menjelang kunjungan Gubernur Maluku, Murad Ismail dan Widya Pratiwi Murad di kabupaten Maluku, Barat Daya, Kamis (17/10/2023).
Bukan saja itu, baleho Anggota DPR RI PDI Perjuangan, Mercy Barends bersama pengurus DPD PDI Perjuangan MBD juga ikut di copot dan digantikan Gubernur Murad Ismail dan Istri, Widya Pratiwi Murad.
Herannya, setelah atribut PDI Perjuangan di copot, muncul spanduk-spanduk caleg PAN bersama istri Gubernur Maluku, Widya Pratiwi Murad yang merupakan caleg DPR RI dapil Maluku.
Spanduk-spanduk tersebut mewarnai jalan utama kota Tiakur hingga bandara Jos Orno Imsula yang menjadi lokasi penjemputan sekaligus penyambutan Gubernur Maluku dan istri serta rombongan.
Penurunan atribut PDI Perjuangan oleh sat Pol PP menjelang kunjungan Gubernur Maluku dan istri ke bumi Kalwedo ini mendapat sorotan dari masyarakat MBD khusus nya kader dan simpatisan PDI Perjuangan.
Menurut salah satu kader PDI Perjuangan yang enggan menyebutkan namanya kepada kontributor Tifa Maluku. Com di Tiakur menuding penurunan atribut PDI Perjuangan oleh Sat Pol PP menjelang kunjungan Gubernur Maluku dan Istrinya merupakan perintah Bupati MBD, Benjamin Thomas Noach (BTN) yang juga merupakan pengurus DPD PDI Perjuangan Maluku.
“Tidak mungkin Satpol PP kasih turun atribut PDI Perjuangan kalau bukan atas perintah Bupati MBD. Yang menjadi pertanyaan, kenapa harus diturunkan baleho dan spanduk-spanduk PDI perjuangan lalu digantikan dengan Gubernur Maluku dan Widya Pratiwi Murad serta caleg-caleg PAN dengan Caleg DPR RI, Widya Pratiwi Murad (istri dari Gubernur Maluku, Murad Ismail). Bukankah ini bentuk dari upaya penghianatan Bupati MBD, Benjamin Thomas Noach kepada PDI Perjuangan itu sendiri. Ataukah ini merupakan pesan politik yang mengisyaratkan bahkan BTN masih loyal dan siap mendukung Murad Ismail dan Istrinya pada kontestasi politik 2024 nanti. Sementara Murad Ismail dan Widya Pratiwi Murad merupakan kader PDI Perjuangan yang dipecat oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri karena dinilai sebagai penghianat partai, ” sesal sumber.
Olehnya itu dirinya meminta agar DPD PDI Perjuangan Maluku agar memanggil Benjamin Thomas Noach atas penurunan atribut PDI Perjuangan di kabupaten MBD menjelang kunjungan Gubernur Maluku dan Widya Pratiwi Murad. Dirinya juga berharap agar persoalan mendapat tanggapan serius dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.
“Saya kira PDI Perjuangan harus mengambil sikap tegas atas peristiwa ini. Sebab penurunan atribut PDI Perjuangan oleh Satpol PP disaat kunjungan Gubernur Maluku dan istri sangat mencederai partai dan terkesan PDI Perjuangan dipermalukan oleh kadernya sendiri yang saat ini menduduki jabatan sebagai Bupati kabupaten MBD, ‘ tegas sumber.
Menurut ia, MBD merupakan basis PDI Perjuangan dan tak terkalahkan di setiap pertarungan politik. Olehnya itu, kejayaan partai jangan sampai dikotori oleh oknum-oknum yang hanya menjadikan PDI Perjuangan sebagai jembatan untuk memuluskan kepentingan politiknya semata. Orang-orang yang telah dibesarkan oleh PDI Perjuangan dan mencoba untuk berkhianat harus didepak dari partai ini. Sehingga partai ini tetap menjadi idola masyarakat khususnya wong cilik.
Dikatakan, kunjungan Gubernur Maluku dan Istri serta rombongan ke MBD selain dalam rangka kegiatan Pramuka melalui Rapat Kerja Kwartir Daerah, juga disisipkan kegiatan pelantikan relawan kabupaten MBD untuk memenangkan Widya Pratiwi Murad Caleg DPR Ri dari PAN pada Pileg 2024 nanti. Bukan saja itu, akan dilakukan pelantikan Pemuda Pancasila kabupaten MBD oleh Boy Latuconsina.
“Inikan modus politik yang dibungkus rapi melalui kegiatan Pramuka yang dihadiri oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail dan Widya Pratiwi Murad (Istri Gubernur Maluku sekaligus Caleg DPR RI dari PAN), Sungguh miris, uang daerah dipakai untuk kepentingan politik kepala daerah istri yang akan maju sebagai calon DPR RI, ” sindir sumber.
Aksi penurunan atribut PDI Perjuangan menjelang kunjungan Gubernur Maluku dan istrinya di kabupaten MBD juga mendapat sorotan tajam di media sosial Facebook.
Salah satunya akun Facebook bernama Nyong Wetang, dimana dalam postingannya menuliskan ada kepanikan yang begitu besar, membuat BTN berusaha mendapatkan kembali kepercayaan dari MI dan Widya Pratiwi, dengan cara-cara yang sangat miris dan lucu, BTN tanpa sadar sudah permalukan Partainya sendiri yaknin PDI Perjuangan Kabupaten MBD.
Atas perintah BTN yang adalah Bupati MBD dan juga pengurus aktif PDI Perjuangan Maluku, seluruh Baleho dan spanduk bergambar BTN dan Capres PDIP Ganjar Pranowo dan bergambar seluruh pimpinan pengurus DPD MBD bersama Mercy Barends Caleg DPRI PDIP dibongkar/dilepas dan diganti dengan baleho atau spanduk bergambar MI dan Widya Pratiwi berpakaian Pramuka.
Pertanyaannya, apakah penurunan baleho dan spanduk PSI Perjuangan merupakan permintaan MI dan Widya Pratiwi atau jangan-jangan BTN mau menunjukan kepada MI dan Widya Pratiwi bahwa dirinya masih setia dan menjaga komitmen/ janji politiknya.
Ataukah tindakan itu adalah sikap tegas yang ditujukan BTN bagi PDI Pernah bahwa, BTN sudah tidak berharap dukungan PDIP terhadapnya pada tahun politik 2024 nanti sebab sudah ada jaminan rekomendasi dari partai lain.
Ataukah tindakan melepas semua spanduk atau baleho PDIP yang selama ini terpasang pada titik sentral jalan dikota Tiakur adalah, kesepakatan bersama dengan seluruh pengurus DPD PDIP MBD.
Akun Nyong Wetang juga mempertanyakan kenapa sebegitu berharga kegiatan Pramuka yang dihadiri oleh MI (Gubernur) dan istrinya Widya Pratiwi (Caleg DPR RI PAN) bagi BTN sehingga, seluruh sapnduk dan baleho PDIP dilepas dari tempat umum kota kabupaten MBD, namun Sapnduk dan Baleho PAN yang dipasang?
Bukankah tindakan ini dapat menimbulkan persepsi atau penilaian buruk terhadap PDI Perjuangan di MBD mengingat Bupati adalah Kader dann Pengurus PDI Perjuangan Maluku. (TIM)