TIFA MALUKU. COM – Sebagai pengusaha penangkapan ikan Purse Seine (Jaring Bobo), nama Swenly Huserpuny tidak asing bagi masyarakat nelayan di Negeri Hutumury Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon.
Melalui usaha yang ditekuninya, Huserpuny mampu mempekerjakan sekitar 80 tenaga kerja yang berasal dari Negeri Hutumury.
Huserpuny di kenal sosok yang baik hati. Jiwa merakyat sudah tercermin melalui interaksi sosial di masyarakat sebelum dirinya menjadi anggota DPRD Kota Ambon dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Hasil tangkapan ikan ia sering membagi dengan masyarakat. Kebaikan itulah yang membuat usaha jaring bobo Swenly Huserpuny terus berkembang. Walaupun diakui ada upaya-upaya untuk menghancurkan usahanya dengan cara merusak jaring bobo miliknya. Akibat dari kejadian tersebut, Huserpuny mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Namun ia tidak membalas dan hanya berdoa agar Tuhan mengampuni perbuatan jahat mereka. Sebab dia menyadari, ada rencana Tuhan yang indah dari semua persoalan dan tantangan yang dia hadapi. Alhasil, usahanya terus berkembang dimana dalam sekali tangkapan, ikan yang dijual ke pedagang mencapai ratusan loyang.
Selain menjadi pengusaha jaring bobo, Swenly Huserpuny juga aktif di organisasi gereja. Dia pernah menjadi pasukan peniup terompet di gereja selama 20 tahun. Setelah itu ia melamar diri menjadi tua agama hingga saat ini.
Secara iman Kristen, Swenly Huserpuny yakin, barang siapa setia pada perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan perkara-perkara besar bagi kita. Asalkan kita setia dan mau melayani pekerjaan Tuhan dengan penuh keikhlasan.
Pada Pileg 2019, Huserpuny di dorong untuk maju sebagai Calon Legislatif dari Dapil Ambon I meliputi sebagian Sirimau dan Leitimur Selatan.
Dorongan dan keinginan itulah dijadikan pergumulan khusus dirinya bersama keluarga besar. Saat itu kendaraan politik yang siap dipakai untuk pertarungan Pileg 2019 yakni PKB. Bagi Huserpuny, soal kendaraan politik tidak menjadi persoalan, namun bagi keluarga besar ada timbul keraguan apakah masyarakat akan mendukung dirinya karena menggunakan perahu PKB. Sehingga dilakukan undi dan orang pertama yang mengambil undi tersebut yakni ibu dari Huserpuny. Dalam undi tersebut yang dibacakan oleh istrinya menulis kata Maju. Akhirnya keluarga besar bersepakat dan memutuskan Swenly Huserpuny harus maju bertarung menggunakan perahu PKB.
Bagi Huserpuny, menjadi anggota DPRD Kota Ambon bukan cita-cita seperti cara berpikir para polititi ketika bergabung dengan partai politik. Dia berprinsip, kalau terpilih nantinya, jabatan yang diembani akan diimplementasikan untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
“Saya tidak pernah bermimpi menjadi anggota DPRD Kota Ambon, kalau Tuhan berkenan dan masyarakat mendukung, maka saya ingin menjadi saluran berkat bagi banyak orang, ” kata Huserpuny saat berbagi pengalaman nya dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda kelurahan Karang Panjang, dalam reses II tahun sidang 2022/2023, Sabtu kemarin di Rumah Kopi Pilkada.
Apalagi lanjut dia, dalam pertarungan Pileg 2019, ada sembilan caleg yang berasal dari Negeri Hutumury. Bahkan dari sembilan caleg tersebut ada sudah punya pengalaman bertarung dan pernah menduduki kursi DPRD Kota Ambon hingga dua periode. Ambil misal, Almarhum Max Pattiapon dari Partai Golkar. Ada Juga Wenly Thenu dari PDI Perjuangan yang juga pernah duduk di DPRD Kota Ambon satu periode. Sementara dirinya belum punya pengalaman bertarung sama sekali.
Namun ketika KPUD Kota Ambon mengumumkan dan menetapkan hasil perhitungan suara, ternyata ia (Huserpuny-red) salah satu caleg yang dinyatakan lolos sebagai anggota DPRD Kota Ambon periode 2019-2024 dari dapil Ambon 1 partai Kebangkitan Bangsa.
“Sebagai orang percaya, saya yakin bahwa semua ini karena campur tangan Tuhan sehingga saya berjanji, akan menjalankan tugas dan tanggungjawab ini dengan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat,” ungkap ia.
“saya sadar betul dipundak seorang wakil rakyat, ada tanggungjawab besar. Kita dipanggil untuk membela dan berjuang bagi kepentingan masyarakat. Ini bukan perkara yang mudah. Apalagi kita diberikan fasilitas dan di gaji atau upah kita dibayar dengan uang rakyat. Maka sudah seharusnya, kita harus aktif temui masyarakat untuk dengar aspirasi mereka dan menyampaikan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti. Kita di DPRD bukan lah eksekutor. Namun suara kita harus didengar oleh pemerintah karena disitu ada harapan dan keinginan masyarakat, ” ujar ia.
Kepada warga Karpan, Huserpuny berharap dalam kegiatan reses ini, ada aspirasi atau masukan dari warga untuk disampaikan kepada Pemerintah Kota Ambon. Namun dia menegaskan bahwa, kue pembangunan tahun anggaran 2023 di Kota Ambon sudah diplot habis. Sehingga kalau ada aspirasi atau tuntutan terkait pembangunan fisik di masyarakat yang sifatnya urgent, maka dirinya akan perjuangan masuk di APBD Perubahan 2023.
Hal ini pun direspon warga yang meminta ada pembangunan talud di kawasan Belakang Soya yang dianggap penting untuk bangun guna mencegah terjadinya tanah longsor ketika musim penghujan.
Usulan itu pun ditampung dan dirinya berjanji akan memperjuangkan aspirasi tersebut. (TM-02).