Penulis : Eltin Tanalepy ( Sekretaris DPD KNPIProvinsi Maluku 2018-2021
TIFA MALUKU. COM. Sejarah membuktikan bahwa pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan demokrasi. Sejak dahulu kala, pemuda selalu terlibat dalam perjuangan untuk memperjuangkan hak-hak kebebasan dan keadilan bagi masyarakat. Pemuda tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan negara, tetapi juga memperjuangkan hak-hak politik bagi rakyat.
Setelah Reformasi, peran pemuda semakin penting dalam mewujudkan demokrasi yang lebih baik. Pemuda memainkan peran yang sangat aktif dalam membentuk opini publik bagi kepentingan masyarakat luas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan peran pemuda dalam menjaga tatanan dan nilai berdemokrasi bangsa.
Dalam era modern ini, pemuda memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi dan teknologi, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan demokrasi yang adil dan bersih.
Kemajuan dan perkembangan demokrasi, turut melibatkan semua elemen masyarakat termasuk pemuda. Untuk dapat memainkan peran yang lebih besar dalam demokrasi, pemuda harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang demokrasi dan hak-hak sebagai warga negara
Pendidikan bukan saja merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pengembangan keterampilan dan karakter manusia.
Pendidikan demokrasi sangat penting bagi generasi muda karena dapat membantu membentuk pola pikir yang kritis. Dengan pemikiran yang demokratis, pemuda dapat membangun sistem demokrasi yang bersih. Maka dari itu diperlukan pendidikan, bukan hanya di pendidikan formal, tapi juga dilingkungan pergaulan, maupun lingkungan keluarga.
Pendidikan demokrasi merupakan tuntutan untuk terwujudnya masyarakat yang bebas berpikir dan berkreasi. Oleh karena itu prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan politik, kebebasan intelektual dan kebebasan untuk berbeda pendapat merupakan prinsip yang harus dimiliki dan diaktualisasikab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tujuan dari pendidikan demokrasi adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran atas nilai-nilai demokrasi untuk menjadikan warga negara tidak lagi sebagai ignore people. Pendidikan membawa warga negara menjadi makhluk yang independen dan memiliki bargaining position .
Oleh karena itu, pemuda diharapkan memiliki peran strategis untuk mendapatkan dan memberikan pendidikan demokrasi yang berisi seperangkat nilai sebagai dasar filsafat hidup berdemokrasi.
Menjadi keharusan pemuda dalam berperan aktif untuk mempertahankan kemurnian demokrasi, terlibat langsung dalam penyelenggaraan ataupun pengawas. Pemuda juga bisa terlibat langsung ke dalam kegiatan kerelawanan yang melakukan sosialisasi terhadap masyarakat. Tidak hanya dalam penyelenggara yang diselenggarakan oleh KPU maupun Bawaslu, tetapi pemuda bisa terjun langsung melalui lembaga non-pemerintahan yang fokus terhadap pemilu. Singkatnya, pemuda bisa menjadi saksi, relawan pasangan calon, ataupun pemantau pemilu.
Pemuda harus berperan aktif untuk mewujudkan demokrasi yang sehat. Keberanian dan keterbukaan sikap pemuda yang kritis bisa menjadi formula yang efektif di daerah untuk menangkal politik uang (money politics) maupun politik yang menyimpang.
Pemuda bisa menggiring opini masyarakat luas, khususnya di daerah untuk menghapus opini yang mengatakan bahwa ‘politik itu kotor’. Pemuda bisa membuktikan bahwa penyelenggaraan demokrasi bisa dijalani dengan proses yang bersih dan sesuai dengan keinginan masyarakat luas. Peran seperti itulah yang menempatkan posisi pemuda sebagai motor penggerak perubahan.
Memang benar, bahwa untuk mengubah tatanan demokrasi dan atmosfir politik yang baik diperlukan proses dan waktu yang panjang, akan tetapi pemuda dengan segudang kreativitas perlu dilibatkan secara aktif melalui partispasi secara langsung.
Informasi yang diserap dan penguasaan media sosial lebih melekat kepada pemuda saat ini, menjadi modal yang berguna dalam pendidikan demokrasi yang sehat dan bersih, terlebih lagi penggunaan media sosial pada kalangan pemuda saat ini lebih dari sekedar kebutuhan sehari-hari.
Demokrasi bukanlah mesin yang akan berfungsi dengan sendirinya, tetapi harus dengan sadar direproduksi dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Pemuda memiliki hak dan kewajiban dalam berdemokrasi, maka pemuda pun juga harus dibekali dengan pengetahuan yang benar tentang demokrasi itu sendiri. Jika sudah dibekali dengan pengetahuan yang cukup, maka dengan sendirinya pemuda akan turut serta merawat dan menjaga kehidupan berdemokrasi di Indonesia. (***)