Tifa Maluku. Com – Majelis Latu Pati Jazirah Leihitu mengukuhkan Gubernur Maluku Murad Ismail (MI) sebagai Upu Nunu Hena Hetu dan Widya Pratiwi Murad sebagai Nyora Jazirah Leihitu, di Baileo Uli Halawang, Negeri Hila, Rabu, (16/03/2022).
Pengukuhan dilakukan oleh Upu Hata Tanah Hitu ditandai dengan pemasangan Gamis Putih (Melambangkan Imam), Jubah Merah (Melambangkan kebesaran Raja dengan 22 ikon Patasiwa Patalima, yang juga melambangkan 22 adat negeri di Jazirah Leihitu), mahkota dan penyerahan tongkat. Keempat aksesoris itu kemudian dikenakan gubernur.
Sedangkan pengukuhan Nyora Jazirah ditandai dengan pemakaian Salempang oleh Nyora Uliala Leisiwa.
Pengukuhan disaksikan Raja Negeri Negeri Lima M. Ghozali Soulissa, Raja Negeri Hitu Messing H. Ali Slamet, Raja Negeri Morella Fadil Sialana, Raja Negeri Larike Hafes Mansur Lausepa, Raja Negeri Wakal Ahaja Suneth, Raja Negeri Seith Rivi Ramli Nukuhehe dan Raja Negeri Allang Oktavianus Edward Patty.
Pelaksanaan pengukuhan ini dilakukan berdasarkan SK Nomor : 01.MLP – JL Tahun 2022 tentang Pengesahan Upu Nunu Hena Hetu periode 2022-2027.
Usai pengukuhan Upu Nunu Hen Hetu bersama Nyora Jazirah menuju masjid Raya Negeri Hila untuk melakukan shalat sunah namun sebelumnya dilakukan penyamatan kain adat oleh penguasa Masjid Hasan Soleman Negeri Hila. Kemudian menuju ke rumah tua ollong untuk dilakukan pemasangan kain kehormatan dan pembacaan doa.
Selanjutnya, sebagai Upu Nunu Hena Hetu, Murad Kemudian melantik Dewan Pengurus DPP Hena Hetu periode 2022-2027 berdasarkan SK Nomor : 02.MLP – JL Tahun 2022 tentang Pengesahan Struktur dan Personalia DPP Perhimpunan Anak Negeri Jazirah Leihitu, atas mandat dari Majelis Latupati Jazirah.
Gubernur dalam pidatonya, mengatasnamakan pribadi dan keluarga menyampaikan terima kasih atas pengukuhannya selaku Upu Nunu Hena Hetu yang berarti seorang tokoh, figur atau panutan dan pelindung bagi organisasi kemasyarakatan Hena Hetu.
“Dan atas nama pemerintah daerah Maluku, Saya juga menyampaikan selamat dan memberikan apresiasi atas pelantikan pengurus DPP Hena Hetu,” kata Murad.
Ia menjelaskan, sebagai organisasi kemasyarakatan, Hena Hetu yang berarti negeri yang bangkit merupakan paguyuban yang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di wilayah Jazirah Leihitu, yang terdiri dari 22 negeri adat dan 18 Dusun tersebar di Kecamatan Leihitu, Leihitu Barat dan Salahutu.
Sehubungan dengan itu, Gubernur meminta pengurus Hena Hetu untuk melakukan konsolidasi organisasi secara internal serta membangun sinergitas dan kolaborasi bersama pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Jazirah Leihitu.
“Termasuk mempercepat terealisasinya daerah otonom baru pada beberapa wilayah di Maluku, dalam rangka memperpendek rentang kendali pemerintahan serta peningkatan akses pelayanan publik kepada seluruh masyarakat, sehingga berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujar Murad.
Pesan kedua, lanjut Murad, organisasi Hena Hetu hendaknya dapat dikelola secara profesional, modern dan terbuka serta mampu membangun optimisme yang seluruh anggotanya untuk berjuang keras, bangkit dan bergerak di tengah tantangan global yang semakin ketat dengan fokus perhatiannya pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan, dalam rangka pemberdayaan masyarakat di Jazirah Leihitu.
Ketiga, mencermati situasi dan kondisi keamanan ketertiban dan ketentraman akhir-akhir ini pada beberapa wilayah di Maluku dimana sering muncul konflik komunal antar warga. Gubernur pun meminta organisasi dan seluruh masyarakat Hena Hetu dapat berperan dan berkontribusi, dalam upaya untuk menjaga stabilitas keamanan ketertiban dan ketentraman masyarakat.
“Sehingga aktivitas penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dapat berjalan dengan baik,” tutup Murad.
Sebagai informasi, saat tiba di tempat acara, Gubernur dan istri disambut Kapitan Malessy, Tomo Nusa Hu’ul dan Upu Hata Negeri Hila yakni dari Soa Malakone (Sedek Ollong), Soa Nusa Tapi (Moh. Yahya Tatisina) dan Soa Totohatu (Rasyid Ely), juga Penghulu Masjid Hasan Soleman Negeri Hila (S. Hatta), dan pendiri Hena Hetu yakni Abdurrahim Uluputty dan Idrus Tatuhey.
Turut hadir Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Wakil DPRD Maluku Azis Sangkala, Penjabat Sekda Maluku Sadali Ie, Rektor Unpatti M.J Saptenno, sejumlah pimpinan OPD di jajaran Pemprov Maluku, para Upu Lalu Jazirah, Upu Lalu Buru M. Azis Hentihu yang juga sebagai anggota DPRD Maluku. (TM-03)